Damai Untuk Semua; Belombalah Berbuat Kebaikan !


Di Indonesia, yang banyak terjadi adalah konflik intra agama dibandingkan antar agama. Maka, yang menjadi tantangan yaitu bagaimana menjadikan perbedaan dan konflik diatasi secara damai. Hal itu disampaikan Ihsan Ali Fauzi dalam talkshow Ahmad Wahib yang diadakan Forum Muda Paramadina dan Lembaga Studi Islam dan Perempuan di Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (Fishum), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta (2/12).
Menanggapi hal di atas, Rudi, alumni Fishum mengatakan bahwa konflik merupakan hal yang lumrah karena setiap agama memiliki bibit kekerasan. Sedangkan Abdul Ma’arif, dosen UIN, mengatakan bahwa dalam kebangkitan agama seringkali melahirkan dua wajah, di antaranya radikalisme dan spiritualitas. Namun, pasca reformasi, menurut Ma’arif, kebangkitan agama cenderung tidak toleran dan tidak humanis. “Mungkin itu karena mereka tidak ditopang pemahaman yang fundamen tentang agama,” jelasnya.
Senada dengan Ma’arif, Fadlan, mahasiswa Sosiologi berpendapat bahwa agama harus diinterpretasikan secara benar. Karena buktinya banyak tokoh-tokoh yang menginspirasi perdamaian seperti Martin Luther King dan Malcolm X.
Selanjutnya Ihsan merespon dengan menjelaskan, aksi kekerasan seringkali mengatasnamakan agama. Menurutnya, banyak sekali yang menggunakan nama Islam, tapi aksi kekerasan tersebut tidak hanya identik dengan Islam. “Contohnya ada Oklahoma bombing, yang melakukan orang Kristen kanan. Selain itu, juga ada terorisme bunuh diri terbesar di dunia ini oleh orang Hindu. Tapi, apakah tindakan kekerasan itu efektif?,” ujar Ihsan.
Sementara itu, Laila, mahasiswa Komunikasi, berpendapat bahwa konflik seringkali dilihat dari sisi akibat, bukan penyebab. “Mereka (pihak yang berkonflik) punya hambatan dari komunikasi. Sehingga, mereka melakukan kekerasan. Selain itu, setiap manusia punya peranan sosial, jadi jika orang memerankan perannya, tidak akan terjadi konflik sosial,” tambahnya. Ma’arif menambahkan bahwa faktor lain terjadinya konflik karena dipicu oleh faktor ekonomis dan sosiologis seperti kemiskinan.
Diskusi berlanjut dinamis, peserta lain yang menanggapi, Adit, dari Fakultas Adab. Menurutnya, cara meredam konflik adalah dengan berlomba-lomba berbuat kebaikan. Dalam hal ini, pemerintah sebenarnya memiliki otoritas sebagai pengatur kebaikan. Hanya saja pemerintah tidak melakukan itu. Sehingga, hal itu harus dibangun dari diri kita masing-masing.
Mengakhiri talkshow, Husni Mubarak dari Forum Muda Paramadina mengumumkan Sayembara Ahmad Wahib yang dilaksanakan pada awal tahun 2012. Sayembara tersebut menantang anak muda khususnya tingkat SMA dan S1 untuk menghasilkan karya dalam bentuk Esai, Video, dan blog. [KH]

2 komentar:

  1. I recently came across your blog and have been reading along. I thought I would leave my first comment. I don't know what to say except that I have enjoyed reading. Nice blog. I will keep visiting this blog very often.
    Mazda Protege AC Compressor

    BalasHapus